Title: Saengil Chukhahaeyo: In The Beach
Author: Felicia Rena
Rating: PG-17/T
Genre: Romance (maybe)
Genre: Romance (maybe)
Main Cast: Im Yoona, Lee Jonghyun
Other Cast: Kang Minhyuk, Jung Yonghwa
Poster by Felicia Rena
Other Cast: Kang Minhyuk, Jung Yonghwa
Poster by Felicia Rena
Author's note: Ini bukan FF dengan real person pertama yang saya buat, tapi ini adalah FF real person pertama yang saya publish secara pribadi. FF sebenarnya dibuat untuk ulangtahun Lee Jonghyun enam hari yang lalu (May 15th), tetapi baru sempat di publish sekarang. Mianhae, oppa. Saengil chukhahaeyo! ^^
NO PLAGIAT, PLEASE! :)
.
.
Seorang
yeoja tampak berjalan dengan sedikit
mengendap-endap seolah takut ada seseorang yang mengenalinya. Yeoja ini masuk ke dalam lift yang
untungnya sedang sepi dan menekan angka lantai yang menjadi tujuannya. Setelah
lift mengantarkannya ke lantai yang dituju, yeoja
ini segera keluar sambil menunduk menyembunyikan wajahnya dengan topi yang
dipakainya untuk menghindari dua orang yang akan masuk ke dalam lift.
Yeoja itu masih berjalan dengan
gerak-gerik yang sama sebelumnya sampai dia akhirnya berhenti di depan pintu
sebuah apartement. Tanpa menunggu lagi, yeoja
ini segera menekan tombol bel yang ada di samping pintu. Tidak lama kemudian,
seorang namja membuka pintu untuknya.
“Noona, kau datang!” sapa namja dengan nada terkejut namun
tersenyum lebar dan menyingkir dari depan pintu supaya yeoja itu bisa masuk ke dalam apartemen. “Kudengar kau sedang
berada di Jepang?”
“Memang,”
jawab yeoja itu mengiyakan sambil
melepas topi, jaket dan kacamata hitam yang menjadi penyamarannya. “Aku terbang
kembali kesini khusus untuk hari ini. Pesawatku baru mendarat pukul enam pagi
tadi dan aku langsung menuju kemari.”
“Kau
pasti lelah sekali kalau begitu, noona?
Duduk saja dulu,” ucap namja itu
sambil melambaikan tangannya ke arah sofa mempersilahkan yeoja itu untuk duduk.
“Gomawo, Minhyuk-ah,” balas yeoja itu sambil
tersenyum pada Minhyuk.
“Yoona-ah, kau datang?” sapa seorang namja lain yang baru keluar dari
kamarnya dan bergabung bersama dengan Yoona dan Minhyuk.
“Ne, oppa,”
sahut Yoona sambil tersenyum pada Yonghwa.
“Apakah
dia tahu kalau kau akan datang?” tanya Yonghwa sambil duduk di seberang Yoona.
“Tidak,
tentu saja. Yang dia tahu sekarang aku masih berada di Jepang. Aku memang
sengaja tidak memberitahunya,” kata Yoona sambil tersenyum penuh arti.
“Arraseo. Kau ingin memberinya kejutan
kan?” balas Yonghwa sambil tersenyum menggoda sementara Yoona hanya tertawa
menanggapinya.
“Bukankah
Sunny-noona juga ber-ulangtahun hari
ini?” tanya Minhyuk.
“Ne. Aku sudah memberinya ucapan terlebih
dahulu tentunya. Aku juga sudah memberinya hadiah. Sayangnya kami memang tidak
bisa merayakan ulangtahun Sunny eonni
bersama-sama seperti ulangtahun Sica eonni
kemarin karena kami sendiri sedang berada di tempat yang berbeda sekarang,”
ujar Yoona.
“Ah,
Jessica-noona sedang berada di
Hongkong kan? Kemarin kami sempat bertemu sekilas dengannya di bandara saat
kami akan kembali ke Korea,” kata Minhyuk.
“Ne,” sahut Yoona. “Ngomong-ngomong,
dimana Jungshin?”
“Jungshin
tidak pulang semalam. Dia sedang ada syuting untuk drama terbarunya,” jawab
Yonghwa.
“Ah,
benar juga. Dia sudah mendapat peran untuk drama terbarunya kan? Wah, aku harus
mengucapkan selamat padanya nanti,” kata Yoona. “Lalu apakah dia masih tidur?”
“Tentu
saja. Seperti biasa, dia baru tidur jam tiga pagi setelah semalaman
mengomposisi musik,” ujar Yonghwa.
“Sekali-kali
marahi dia, noona. Dia tidak pernah
mau mendengarkan kami,” kata Minhyuk.
“Aku
sudah pernah menasehatinya, tetapi dia juga tidak mau mendengarkanku,” sahut
Yoona sambil sedikit mencibirkan bibir bawahnya.
“Kau
mau melihatnya? Bukankah kau pernah bilang kalau kau sangat ingin melihatnya
saat masih tidur?” Yonghwa menawari Yoona sambil terkekeh dan sukses membuat
Yoona tersipu malu.
“Sekalian
saja bangunkan dia, noona. Kalau dia
tidak bangun sekarang, dia malah akan melewatkan sarapan dan kau tahu sendiri
kan apa jadinya kalau dia melewatkan jam makannya?” tambah Minhyuk.
“Arra, arra,” ujar Yoona sambil bangkit berdiri.
“Kau
tahu kamarnya kan?” tanya Yonghwa memastikan.
“Kamar
yang paling pojok kan?” Yoona menunjuk ke arah lorong pintu-pintu kamar.
“Ne. Jangan terkejut dengan keadaan
kamarnya ya, noona,” kata Minhyuk
memperingatkan.
“Arraseo. Aku tahu kalau dia tidak suka
membersihkan kamarnya,” sahut Yoona sambil tertawa dan berjalan menuju kamar
yang tadi ditunjuknya.
Yoona
membuka pintu kamar dengan hati-hati, takut membangunkan sang empunya. Yoona
berjalan masuk ke dalam kamar dengan setengah berjinjit. Seorang namja terlihat masih terlelap di atas
tempat tidurnya.
“Aigo, berantakan sekali tempat ini,”
kata Yoona sambil memandang sekelilingnya. Banyak buku-buku, kertas maupun
kaset yang berserakan dilantai dan baju yang tergantung dengan asal.
Yoona
berjalan mendekati tempat tidur supaya bisa melihat dengan jelas wajah namja itu. Yeoja itu membekap mulutnya sendiri untuk mencegah dirinya menjerit
histeris melihat wajah namja yang
sama sekali tidak menyadari kehadirannya itu. Namja itu tampak begitu polos dalam tidurnya. Rambutnya yang
berantakan sama sekali tidak mengurangi ketampanan namja itu walaupun dia sedang tidur.
Yoona
mendekatkan wajahnya ke arah namja
itu. Semakin dia mendekat pada namja
itu, dia merasakan jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Yoona mengarahkan
bibirnya pada telinga namja itu dan
berbisik pelan.
“Jonghyun-ah, ayo cepat bangun,” bisik Yoona tepat
ditelinga Jonghyun.
Jonghyun
hanya menggeliat pelan. Yoona terkikik kecil namun dalam hatinya dia begitu
mengagumi namja di hadapannya ini.
Bagaimana mungkin seseorang bisa tetap terlihat tampan dalam keadaan apapun?
“Jonghyun-ah, cepat bangun! Ppali! Ppali!” Kali ini
Yoona menggoyang-goyangkan tubuh Jonghyun mulai dari pelan sampai agak keras
namun namja itu tetap tidak
bergeming.
“Aish!”
gerutu Yoona. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Jonghyun yang biasanya hanya
tidur tiga sampai empat jam sehari itu ternyata bisa menjadi susah sekali untuk
dibangunkan.
“Ya! Lee Jonghyun! Ayo cepat bangun!”
Yoona mulai mengeraskan volume suaranya sambil mengguncang tubuh Jonghyun
dengan kekuatan ekstra yang dimilikinya.
Merasakan
tubuhnya digoncang begitu hebat setara dengan gempa bumi, mau tidak mau
Jonghyun akhirnya membuka mata panda-nya. Yoona berhenti beraksi ketika melihat
Jonghyun mulai mengerjapkan kedua matanya. Jonghyun mengusap pelan kedua
matanya dan mengerjap ke sekeliling kamarnya, mencoba menemukan sumber
keributan yang membuatnya terbangun dengan paksa.
“Kau
ini sudah sadar atau belum?” tanya Yoona sambil kembali mendekatkan wajahnya
pada Jonghyun.
“Wuoo!”
Jonghyun tiba-tiba melonjak kaget ketika menyadari kehadiran Yoona.
“Ya! Begitukah caramu untuk menyambutku?”
cibir Yoona dengan kedua tangan diletakkan di pinggang.
Jonghyun
kembali mengerjapkan kedua matanya dan menatap Yoona dengan bingung. Setelah
memastikan bahwa memang Yoona yang berada di hadapannya, barulah Jonghyun duduk
dengan tegak di atas tempat tidurnya.
“Kenapa
kau ada disini?” tanya Jonghyun langsung. “Bukankah seharusnya kau berada di
Jepang sekarang?”
“Aku
datang khusus untukmu hari ini,” jawab Yoona sambil tersenyum manis.
“Oh
ya? Memangnya ada apa?” tanya Jonghyun lagi dengan ekspresi bingung yang
membuat Yoona menggelengkan kepalanya.
“Memangnya
kau lupa sekarang tanggal berapa?” Yoona balik bertanya.
“Sekarang?”
Jonghyun menoleh ke arah kalender yang tergantung di dinding kamarnya, “tanggal
15 Mei. Lalu kenapa?”
“Aish,
jinjja! Sudahlah, lebih baik aku
kembali ke Jepang saja sekarang,” gerutu Yoona sambil berbalik dan
menghentakkan kakinya dengan kesal. Yeoja
itu mungkin saja akan benar-benar pergi jika saja Jonghyun tidak menahan tangan
kanannya.
“Arra, arra. Ini hari ulangtahunku, ne?”
ucap Jonghyun sambil tersenyum geli.
“Ah,
ingatanmu sudah kembali rupanya?” Yoona kembali mencibir sambil memanyunkan
bibirnya yang justru membuatnya terlihat semakin imut.
“Aku
kan hanya bercanda,” balas Jonghyun.
“Selera
humormu memang jelek seperti yang dikatan Yonghwa oppa dan yang lain,” ujar Yoona yang membuat Jonghyun tertawa.
“Mianhae,” ucap Jonghyun yang masih
tersenyum geli. “Lalu apa yang kau lakukan disini?”
“Menculikmu,
tentu saja,” jawab Yoona. Senyum lebar sudah kembali menempel di wajah
cantiknya yang hanya dilapisi bedak tipis.
“Mwo?” Jonghyun mengangkat kedua alisnya
tanda tidak mengerti.
“Sudahlah,
lebih baik kau sekarang cepat mandi lalu kita sarapan bersama Minhyuk dan yang
lainnya,” kata Yoona sambil menarik Jonghyun untuk segera berdiri.
“Ya! Aku bisa berdiri sendiri,” protes
Jonghyun ketika Yoona menarik tangannya.
“Jangan
banyak bicara! Cepat mandi dan cepat keluar setelah itu,” ujar Yoona sebelum
keluar dari kamar Jonghyun.
“Aish,
benar-benar yeoja itu,” ucap Jonghyun
sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal setelah Yoona
menghilang dibalik pintu kamarnya.
Yoona
kembali ke ruang tengah dan melihat Minhyuk dan Yonghwa sedang mempersiapkan
peralatan makan. Yoona segera menghampiri mereka dan membantu menyiapkan
piring.
“Apakah
Jonghyun-hyung sudah bangun?” tanya
Minhyuk.
“Sudah.
Aku juga sudah menyuruhnya mandi. Tapi aku tidak menyangka kalau ternyata dia susah
sekali dibangunkan,” jawab Yoona yang disambut dengan tawa oleh Yonghwa dan
Minhyuk.
“Yoona-ah, kami sudah memesan room service. Kuharap kau suka dengan
apa yang kami pilih,” ujar Yonghwa yang sudah duduk di kursi meja makan.
“Tentu
saja, oppa. Apa kau lupa kalau aku
ini bisa memakan apa saja?” kata Yoona sambil tertawa. “Ngomong-ngomong, maaf
ya, kalian sampai repot-repot memesan makanan untukku juga.”
“Gwenchanayo. Jangan berkata seperti
itu,” sahut Yonghwa sambil tersenyum.
Sekitar
lime menit kemudian Jonghyun keluar dari dalam kamarnya bersamaan dengan
datangnya room service yang dipesan
oleh Yonghwa dan Minhyuk. Jonghyun segera bergabung di meja makan dengan
rambutnya yang masih basah dan belum sepenuhnya kering. Minhyuk dibantu oleh
Yoona mengambil alih room service
yang mereka pesan dan mengatur makanan di atas meja.
“Ya! Birthday
boy! Keringkan dulu rambutmu dengan benar!” ucap Yonghwa yang tidak
dipedulikan oleh Jonghyun.
“Hyung, ucapkan selamat ulang tahun dulu
dengan benar, baru menyuruhku yang lain,” jawab Jonghyun asal.
“Keringkan
dulu rambutmu baru aku akan mengucapkan selamat ulang tahun padamu,” balas
Yonghwa tidak mau kalah.
“Ah,
terserahlah,” ucap Jonghyun sambil bersender pada kursinya.
“Yoona-ah, Kau tahu kenapa Jonghyun tidak mau
mengeringkan rambutnya? Dia ini selalu merasa dirinya tampan setiap kali
selesai mandi terutama dengan rambut basah seperti itu. Bagaimana menurutmu?”
Yonghwa bertanya dengan nada jahil pada Yoona.
“Hyung!”
“Mwo?” Yoona hanya membuka mulutnya,
tidak tahu harus menjawab apa. Walaupun begitu sudut matanya mengerling Jonghyun
yang melotot pada Yonghwa. Dengan kulit putih dan rambut yang masih setengah
basah, sepertinya semua orang juga akan mengakui ketampanan Jonghyun. Tetapi
haruskah Yoona mengakuinya sekarang juga?
“Arra, kau tidak perlu menjawabnya,
Yoona-ah. Jonghyun sudah jadi sangat
menakutkan,” kata Yonghwa akhirnya karena tidak tahan menerima tatapan tajam
dari Jonghyun yang memang ditakuti oleh semua member bahkan semua orang.
Setelah
semua makanan disiapkan, mereka berempat mulai sarapan bersama. Sesekali
Yonghwa mengeluarkan leluconnya yang bisa membuat orang lain tertawa sampai
tersedak sehingga mereka harus buru-buru menelan makanan mereka setiap kali
Yonghwa membuka mulutnya. Yonghwa juga sesekali menanyakan tentang kegiatan
SNSD di Jepang dan album Jepang baru SNSD yang akan segera dirilis.
“Ah,
apakah tidak apa-apa kalau aku menculik Jonghyun setelah ini?” tanya Yoona.
“Tentu
saja tidak apa-apa, noona. Kami tahu
kau pasti akan menculiknya hari ini jadi kami terlebih dulu mengadakan perayaan
ulang tahun untuknya di Hongkong kemarin,” jawab Minhyuk.
“Sebenarnya
hanya Minhyuk yang mengingatnya. Aku dan Jungshin tadinya berencana untuk
merayakannya pada harinya, seperti biasanya. Tapi tiba-tiba Minhyuk mengusulkan
ide suprise birthday party di
Hongkong. Ah, aku baru ingat kalau sekarang Jonghyun bukan hanya menjadi milik
kami,” Yonghwa menimpali sambil tersenyum jahil seperti biasa.
“Gomawo, terutama Minhyuk-ah, kau memang sangat pengertian!” ujar
Yoona sambil tersenyum lebar.
“Ya! Memangnya kau akan membawaku kemana?”
tanya Jonghyun.
“Kalau
aku memberitahumu, itu bukan menculik namanya, Jonghyun-ssi,” jawab Yoona dengan nada yang dibuat terdengar menyebalkan.
Karena
tidak mendapat jawaban yang diinginkannya, Jonghyun memanyunkan bibirnya dan
memilih untuk kembali berkonsentrasi dengan sarapannya.
Setelah
mereka selesai sarapan, Yoona terlebih dulu membantu Minhyuk membereskan meja
makan dan mencuci piring. Minhyuk tidak berhenti mengucapkan terima kasih pada
Yoona untuk itu. Biasanya jika tidak ada Jungshin di dorm mereka, Minhyuk yang akan melakukan kegiatan bersih-bersih
sendiri.
“Jonghyun-ah, ayo pergi sekarang! Bawa mobilmu
karena nanti kau harus mengantarkanku kembali ke bandara,” kata Yoona sambil
menarik lengan Jonghyun yang sedang duduk dan mengobrol dengan Yonghwa.
“Memangnya
kau tadi kemari naik apa?” tanya Yonghwa.
“Aku
tadi di antar oleh manajer oppa, tapi
dia akan berangkat menyusul ke Jepang nanti siang,” jawab Yoona tanpa melepas
pegangannya di lengan Jonghyun dan kembali menarik namja itu. “Kajja!”
“Iya,
iya. Kenapa kau yang bersemangat seperti itu sih? Yang berulangtahun hari ini
kan aku,” kata Jonghyun sambil bangkit berdiri dan berjalan ke kamarnya untuk
mengambil kunci mobil.
“Sudah,
jangan banyak bertanya. Ambil saja kuncimu dan ayo kita segera pergi. Ppali!” ucap Yoona dengan gaya
memerintah yang membuat Jonghyun kembali memanyunkan bibirnya sementara Yonghwa
dan Minhyuk tertawa melihat mereka.
“Ayo
cepat pergi, nona Im Yoona-ssi,” kata
Jonghyun setelah dia mengambil kuncinya dan memakai topi dan kacamata hitam
sebagai penyamaran.
“Ne! Yonghwa oppa, Minhyuk-ah, aku
pergi dulu ya. Sampai jumpa,” ucap Yoona yang sudah kembali memakai
penyamarannya sambil sedikit membungkukkan badannya pada Yonghwa dan melambai
pada Minhyuk.
“Ne, hati-hati di jalan,” balas Yonghwa.
“Sampai
jumpa lagi, noona,” tambah Minhyuk
sambil melambaikan tangannya.
Yoona
langsung menarik Jonghyun keluar, namun begitu sudah berada di luar apartemen,
Yoona mengambil jarak cukup jauh dengan Jonghyun supaya tidak menimbulkan
kecurigaan jika ada yang melihat mereka.
Ketika
mereka sudah berada di tempat parkir yang terletak di basement, Yoona
mengulurkan tangannya pada Jonghyun meminta sesuatu.
“Apa?”
tanya Jonghyun bingung.
“Kuncimu,”
jawab Yoona singkat.
“Memangnya
kenapa?” tanya Jonghyun lagi yang masih terlihat bingung, namun dia tetap
menyerahkan kuncinya pada Yoona.
“Memangnya
kau tahu kita akan kemana? Tidak kan? Jadi aku yang menyetir,” ujar Yoona
sambil membuka mobil dengan kunci yang diberikan oleh Jonghyun.
“Aku
bisa menyetir dan kau tinggal memberitahuku kita akan pergi kemana,” sanggah
Jonghyun. Manly pride-nya terganggu
jika dia membiarkan seorang yeoja
menyetir sementara dia sendiri hanya duduk di bangku penumpang.
“Andwae! Aku yang menyetir,” ulang Yoona. Kali
ini Jonghyun memilih untuk menurut dan pergi ke bangku penumpang disebelah
Yoona. Dia tahu kalau Yoona itu keras kepala dan sangat susah menggoyahkan apa
yang sudah dia rencanakan.
Yoona
mulai melajukan mobil Jonghyun keluar apartemen. Sesekali yeoja itu ikut bersenandung sesuai dengan lagu yang diputar di
dalam mobil. Kebanyakan lagu yang ada di mobil Jonghyun adalah lagu-lagu milik
Eric Clipton dan Jason Mraz.
“Ya! Beri aku petunjuk kemana kita akan
pergi,” ucap Jonghyun. Sepertinya dia sangat penasaran kemana Yoona akan
membawanya pergi karena yeoja itu
melajukan mobilnya mendekati perbatasan kota Seoul.
“Ketempat
yang kau pasti suka,” jawab Yoona misterius.
“Kau
ini—” Jonghyun sudah kehabisan kata-kata. Akhirnya dia memilih untuk diam saja
dan mengikuti permainan Yoona.
Yoona
terus menyetir keluar dari kota Seoul menuju Incheon. Sesekali Jonghyun melirik
ke arah Yoona dari bangkunya. Biasanya yeoja
itu tidak pernah bisa diam, namun kali ini dia tidak banyak bicara dan hanya
bersenandung kecil.
“Hari
ini Sunny-noona juga ber-ulangtahun
kan?” tanya Jonghyun.
“Ne,” jawab Yoona singkat.
“Kenapa
kau malah kemari?” tanya Jonghyun lagi.
“Kami
akan merayakannya nanti malam atau besok kalau semua member sudah berkumpul.
Jessica eonni masih berada di
Hongkong sedangkan Sooyoung dan Yuri eonni
masih sibuk syuting hari ini,” terang Yoona.
Mereka
kini sudah memasuki kota pelabuhan terbesar di Korea, Incheon. Jonghyun tidak
mengenal jalanan di kota ini karena biasanya dia kemari hanya untuk terbang ke
negara lain. Dalam hati sebenarnya Jonghyun merasa heran kenapa Yoona tampaknya
sudah mengenal jalanan yang mereka lewati.
“Hei,
tutup matamu,” kata Yoona tiba-tiba.
“Wae?” Jonghyun semakin bertambah
bingung. Apa sebenarnya yang sedang direncanakan oleh yeoja ini?
“Sudah,
cepat lakukan,” lagi-lagi Yoona menjawab dengan misterius.
Sambil
menghela napasnya pelan, Jonghyun menutup kedua matanya. Tanpa indra
penglihatannya, secara otomatis indra pendengarannya menjadi semakin tajam. Dia
bisa mendengar suara jendela yang dibuka oleh Yoona.
“Sebenarnya
kita mau kemana?” tanya Jonghyun lagi—berharap kali ini Yoona akan membuka
rahasianya.
“Diam
dan dengarkan saja,” balas Yoona sambil tersenyum.
Tidak
lama kemudian, Yoona menghentikan mobilnya. Ketika suara mesin sudah
menghilang, Jonghyun mendengar suara ombak yang bergulung dan menghantam pasir.
“Selamat
datang di pantai Eurwangni!” seru Yoona sambil menarik salah satu tangan
Jonghyun.
Jonghyun
membuka matanya dan segera saja pemandangan pantai masuk ke dalam lingkup indra
penglihatannya.
“Ayo
turun!” ajak Yoona.
Yoona
segera turun dari mobil disusul oleh Jonghyun. Setelah memastikan bahwa mobil
sudah terkunci, Yoona setengah berlari menuju pantai sambil menendang pasir
dengan kakinya.
“Jonghyun-ah! Ayo kesini!” teriak Yoona pada
Jonghyun yang masih berdiri di dekat mobilnya. Namja itu tampak masih takjub
dengan pemandangan di depannya.
“Kenapa
kau mengajakku kesini?” tanya Jonghyun setelah dia berjalan mendekati Yoona.
“Kenapa
memangnya? Apa kau tidak suka?” Yoona balik bertanya . Raut wajah yeoja itu segera saja berubah menjadi
khawatir.
“Anio. Bukan seperti itu. Aku hanya
merasa penasaran kenapa kau mengajakku kemari?” ucap Jonghyun.
“Bukankah
beberapa waktu yang lalu kau mengatakan di salah satu interview bahwa kau ingin ke pantai? Karena kau merindukan pantai
di Busan. Aku tidak bisa membawamu ke Busan, tetapi aku bisa mengajakmu ke
salah satu pantai terindah di Korea Selatan. Karena itulah aku membawamu
kesini,” jelas Yoona sambil tersenyum lebar.
Jonghyun
tertegun. Dia tidak menyangka bahwa Yoona melihat interview-nya, bahkan sampai menyiapkan kejutan seperti ini.
Jonghyun memang sangat ingin ke pantai karena dia merindukan tempat tinggalnya
di Busan yang dekat dengan pantai.
“Gomawo,” kata Jonghyun pelan.
Yoona
yang sedang mengedarkan pandangannya ke arah laut menoleh ke arah Jonghyun. Namja itu tersenyum tulus sehingga
memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.
“Gwenchana,” balas Yoona sambil ikut
tersenyum manis.
“Ayo
kita kesana!” Yoona menarik tangan Jonghyun mendekati laut. Yeoja itu berlari dengan kaki telanjang
ke arah ombak datang. Sebelah tangannya menarik Jonghyun supaya mengikutinya
dan sebelah tangannya lagi membawa sepatunya.
Yoona
berdiri di batas ombak, menunggu ombak datang. Jonghyun yang sudah ikut melepas
sepatunya berdiri di sampingnya. Namja
itu tidak bisa berhenti memandangi yeoja
yang tampak bersemangat di sebelahnya. Senyum tidak pernah hilang dari wajah
Jonghyun setiap kali dia melihat Yoona tertawa seperti sekarang.
“Bagaimana
jika ada paparazzi yang melihat
kita?” tanya Jonghyun.
“Biar
saja. Aku tidak melakukan sesuatu hal yang salah. Aku hanya sedang berkencan
dengan namjachingu-ku di pantai untuk
merayakan ulangtahunnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu kan?” jawab Yoona
cuek.
“Ne, arraseo,” sahut Jonghyun sambil
tersenyum dan mengacak rambut Yoona. “Kau sudah siap menanggung segala
resikonya kalau begitu?”
“Daerah
ini cukup sepi dan jarang ada yang datang kemari. Aku sering datang kemari dan
sejauh ini tidak ada fotoku disini yang beredar,” kata Yoona. Yeoja itu tertawa geli ketika ombak
datang menyapu pasir ke kakinya.
“Kau
sering datang kesini? Dengan siapa?” tanya Jonghyun.
“Wae? Kau cemburu?” goda Yoona.
“Ya! Aku bertanya padamu,” balas
Jonghyun.
“Aku
kemari bersama eonnideul. Wae? Kau
cemburu pada mereka?” Yoona tetap menggoda Jonghyun sementara namja itu memilih
diam dan melihat ke arah lain.
“Waaa!”
Yoona kehilangan keseimbangannya ketika ombak yang cukup besar datang
menghantam kakinya. Dia mungkin saja akan jatuh jika saja Jonghyun tidak
menahannya dengan memegang lengannya.
“Hati-hati,”
ucap Jonghyun sambil tertawa.
“Ya! Aku hampir jatuh dan kau malah
tertawa? Aisshh, jinjja!” omel Yoona.
Air
muka Yoona yang sudah mengerucutkan bibirnya justru membuat Jonghyun tidak bisa
berhenti tertawa. Yoona selalu tampak lucu baginya ketika sedang mengerucutkan
bibirnya karena merasa sebal.
“Mianhae,” kata Jonghyun akhirnya. Dia
memegang dagu Yoona dan memaksa yeoja itu
supaya melihat ke arahnya.
Yoona
menggembungkan pipinya sambil menatap Jonghyun. Yeoja itu sebenarnya tidak benar-benar merasa kesal, namun dia suka
sekali berpura-pura kesal pada Jonghyun. Yoona sangat suka dengan cara-cara
Jonghyun untuk menghilangkan kekesalannya.
“Tidak
ada rusa yang pipinya menggembung seperti itu, nona deer,” ucap Jonghyun.
“Bukankah
sudah ku katakan padamu bahwa kau punya selera humor yang buruk, tuan burning?” balas Yoona yang membuat
Jonghyun tersenyum geli.
Jonghyun
tiba-tiba mendekat pada Yoona dan mengecup pelan bibir yeoja itu. Yoona yang sama sekali tidak mengantisipasi hal itu
hanya membelalakkan kedua mataya. Jonghyun selalu mengatakan bahwa dirinya
bukanlah orang yang romantis. Karena itu juga selama dia menjalin hubungan
dengan Jonghyun, namja itu memang
jarang—bahkan bisa dibilang tidak pernah—menciumnya.
Belum
hilang kekagetan Yoona, kali ini Jonghyun kembali mengejutkannya dengan menarik
Yoona ke dalam pelukannya. Jonghyun memeluk Yoona lebih erat dari biasanya.
Yoona membalas pelukan Jonghyun dengan sedikit bingung.
“Saranghaeyo,” bisik Jonghyun pelan di
telinga Yoona.
Kedua
bola mata Yoona melebar. Bukankah hari ini seharusnya dia yang membuat kejutan
untuk Jonghyun? Tetapi kenapa pada akhirnya justru Jonghyun yang tidak berhenti
membuat kejutan untuknya?
Yoona
hanya pernah mendengar kata itu keluar dari mulut Jonghyun satu kali saja,
yaitu ketika Jonghyun pertama kali mengungkapkan perasaannya padanya. Yoona
tahu bahwa Jonghyun memang bukan namja
yang mudah mengungkapkan perasaannya, tidak seperti Yonghwa yang lebih terbuka
dan romantis. Namun Yoona juga tidak pernah memprotes hal itu pada Jonghyun.
Walaupun Jonghyun tidak pernah mengatakan cinta padanya, tetapi namja itu selalu punya cara tersendiri
untuk menunjukkan cintanya pada Yoona. Selain itu, dengan tidak pernah
mengucapkan kata cinta, maka ketika kata itu di ucapkan akan menjadi lebih
bermakna kan?
“Nado saranghaeyo,” balas Yoona sambil
ikut mengeratkan pelukannya pada Jonghyun, menghirup aroma yang sangat dia
sukai dari namja itu. “Saengil chukhahaeyo.”
“Gomawo,” sahut Jonghyun sambil
tersenyum.
“Kita
punya waktu satu jam lagi untuk mencari makan. Setelah itu kau harus
mengantarkanku kembali ke bandara, Tuan Lee,” ucap Yoona sambil mengecek jam
tangannya tanpa melepas pelukannya.
“Ya! Tidak biasanya kau merusak suasana
romantis seperti itu,” protes Jonghyun yang sedikit melonggarkan pelukannya
sehingga dia bisa menatap Yoona.
“Aku
justru akan merasa seram jika kau tiba-tiba bersikap romantis, Tuan Lee,”
ungkap Yoona sambil terkekeh.
“Arraseo. Aku tidak akan bersikap
romantis lagi kalau begitu,” kata Jonghyun.
“Aku
tidak menolak jika sesekali kau bersikap romantis kok,” elak Yoona sambil tetap
terkekeh.
“Aisshh,
kau ini memang benar-benar—“
“Saengil chukhahaeyo!” ulang Yoona lagi
sambil tersenyum lebar.
“Saranghaeyo,” ucap Jonghyun sambil
kembali menarik Yoona ke dalam ciumannya.
.
END
.
Please leave your comment.
Please leave your comment.
Author's note (again): Walaupun sudah banyak menggarap FF, tapi ini saya masih baru dalam membuat FF dengan cast real person. Jadi saya berharap kalian yang sudah membaca FF ini bersedia berkomentar tentang FF ini. Kalau menurut kalian ada yang kurang, please tell me so I can do better next time. Gomawo! :)
*Mini-kamus
-Yeoja: gadis/cewek
-Namja: laki-laki/cowok
-Noona: (panggilan laki-laki kepada perempuan yang lebih tua)
-Oppa: (panggilan perempuan kepada laki-laki yang lebih tua)
-Gomawo: terima kasih
-Ne: iya
-Arraseo/Arra: aku mengerti
-Eonni: (panggilan perempuan kepada perempuan yang lebih tua)
-Ppali: cepat/ quickly
-Ya: Hei
-Ya: Hei
-Jinjja: benar-benar
-Mianhae: maaf
-Waeyo/Wae: apa/ ada apa/ mengapa
-Hyung: (panggilan laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua)
-Gwenchanayo/Gwenchana: tidak apa-apa
-Kajja: ayo
-Andwae: tidak/ tidak bisa
-Aniyeyo/Anio: tidak
-Saranghaeyo: aku mencintaimu
21 Mei 2013
keren chingu...lucu lagi mereka it...Fighting chingu!!! Tetap berkarya..^^
BalasHapuskk..gomawo udh baca n komen ya chingu.. ^^
HapusYah, karena ff HarPott Anda sudah saya baca semua -sepertinya, saya memutuskan untuk membaca yang satu ini.
BalasHapusIni fiksi Korea pertama yang saya baca, rada gak ngerti awalnya, bahasa ama namanya juga kurang akrab, tapi ini permulaan. Dari dulu yg saya tau tentang korea cuma drama drama kolosal di Indosiar, Yong Ji atau apalah namanya itu.
Omong-omong, fiksinya bagus, ceritanya tentang bornday-nya si Jonghyun ya? Bagus, bagus. Jangan lupa buat DraMione lagi, ya? ;)