Welcome to Felicia Rena's World. I hope you like this world. Thanx for visiting...

I Choose to Love You - Part 2

Title: I Choose to Love You
Author: Felicia Rena
Rating: 13+/T
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Main Cast: Im Yoona, Lee Jonghyun, Cho Kyuhyun
Other Cast: Seo Joo Hyun, Kwon Yuri, Jessica Jung, Jung Yonghwa
NO PLAGIAT, Please...:)
.
.
.

“Apakah kau sudah bertemu dengan Kyuhyun?” tanya seorang laki-laki kepada temannya sambil mencuci tangan di wastafel kamar mandi.

“Tentu saja sudah. Anak itu benar-benar sudah menjadi orang hebat! Kudengar ia akan segera debut sebagai penyanyi dalam waktu dekat ini. Kita akan punya teman seorang idol! Tidak heran sih kalau mengingat betapa populernya ia di masa sekolah dulu,” jawab seorang laki-laki lain.

“Ya. Apa kalian tahu? Dulu kupikir Kyuhyun akan jadian dengan Yoona. Kalian tahu sendiri betapa populernya mereka kan? Bukankah mereka sendiri juga cukup dekat? Mereka juga teman masa kecil kan? Sayang sekali sepertinya hubungan mereka berakhir sejak Kyuhyun pindah ke Amerika,” tambah laki-laki ketiga.

“Sudahlah, mungkin mereka memang tidak berjodoh. Lagipula bukankah Yoona tadi sudah membawa calon suaminya? Apakah kalian sudah bertemu dengannya?” tanya laki-laki pertama.

“Tentu saja sudah. Yoona membawanya berkeliling ruangan dan mengenalkannya pada seseorang. Aku sampai mendapat perasaan seolah Yoona ingin menunjukkan pada kita semua kalau ia baik-baik saja tanpa Kyuhyun,” ucap laki-laki ketiga. “Kalian masih ingat kan bagaimana Yoona berubah menjadi pendiam setelah Kyuhyun pergi?”

“Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya? Yoona yang periang itu berubah menjadi kehilangan semangat saat itu,” kata laki-laki kedua. “Tapi, apakah kalian menyadari bahwa calon suami Yoona itu sangat mirip dengan Kyuhyun?”

“Aku juga menyadarinya. Mungkin memang tipe ideal Yoona adalah orang-orang seperti Kyuhyun,” ujar laki-laki pertama.

“Jadi apakah menurutmu Yoona menerimanya karena ia mirip dengan Kyuhyun? Semacam pelarian, seperti itu?” tanya laki-laki kedua.

“Bisa jadi. Tapi entahlah, jalan pikiran wanita itu sulit dimengerti. Kalian tahu sendiri kan?” jawab si laki-laki pertama.

Jonghyun menunggu sampai suara-suara itu menghilang sebelum keluar dari bilik kamar mandinya. Sebelumnya ia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa ada juga laki-laki yang suka bergosip di kamar mandi seperti tadi.

Jonghyun menatap kaca besar  di atas wastafel yang ada di hadapannya. Keningnya berkerut mengingat pembicaraan tiga laki-laki tadi. Begitu banyak pertanyaan yang berdesakan di pikirannya saat ini. Dan pertanyaan yang paling utama ialah

Siapa itu Kyuhyun yang mereka sebut mirip dengannya?

Merasa banyak yang perlu ia tanyakan pada Yoona, maka Jonghyun segera keluar dari kamar mandi dan kembali ke tempat ia meninggalkan Yoona bersama kedua sahabatnya tadi.

Jonghyun menghentikan langkahnya beberapa meter dari tempat Yoona berdiri saat ini. Ia bisa melihat Yoona masih berada di tempat dimana ia meninggalkan Yoona tadi. Namun bukan dua orang gadis yang menemani calon istrinya sekarang melainkan seorang laki-laki.
.
“Kyuhyun-ah! Kita bertemu lagi!” sapa Jessica.

Laki-laki yang dipanggil Kyuhyun itu tersenyum pada Jessica dan Yuri kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Yoona yang masih memunggunginya.

“Yoona-ya! Apakah seperti itu sikapmu pada teman lama yang baru saja pulang dari luar negeri?” tegur Kyuhyun.

Yoona menelan ludahnya dan menatap Yuri serta Jessica untuk meminta pertolongan. Sementara itu Yuri dan Jessica hanya bisa nyengir pada Yoona. Yoona menghela napasnya sebelum berbalik dan menghadapi Kyuhyun.

Yoona tahu bahwa Kyuhyun pasti bertambah tinggi sejak terakhir kali mereka bertemu sepuluh tahun yang lalu. Namun selain itu, Yoona menyadari bahwa tidak ada perubahan lainnya. Kyuhyun masih tetap memiliki tatapan yang sama, senyum yang sama bahkan wangi yang sama.

“Kau pergi dan menghilang begitu saja, juga tidak pernah menghubungiku, lalu kau masih ingin ku anggap sebagai teman?” desis Yoona sambil menyipitkan matanya.

Yuri dan Jessica saling bertukar pandang setelah melihat Kyuhyun yang menjawab Yoona dengan cengiran khasnya yang tidak pernah berubah. Menyadari bahwa mungkin saja akan ada perang yang terjadi, Yuri dan Jessica sama-sama memutuskan untuk menyingkir dan menonton mereka dari jauh saja.

“Jangan begitu. Kau tahu kalau aku sangat ingin menghubungimu, tapi aku kehilangan semua kontak yang aku miliki, baik kontakmu maupun teman-teman kita yang lain,” ujar Kyuhyun.

“Dan kau sama sekali tidak berniat untuk mencari tahu,” tukas Yoona.

“Jadi kau marah padaku karena hal itu? Mianhae, Yoona-ya. Aku tidak bermaksud untuk memutuskan kontak denganmu ataupun teman-teman yang lain, tetapi aku benar-benar kehilangan kontak kalian semua,” jelas Kyuhyun.

Yoona menghela napasnya. Sebenarnya ia masih belum bisa sepenuhnya menerima alasan Kyuhyun yang tidak pernah menghubunginya selama sepuluh tahun terakhir. Namun melihat Kyuhyun tersenyum memohon kepadanya seperti sekarang berhasil membuat Yoona luluh. Sejak dulu ia memang selalu lemah dengan senyuman Kyuhyun. Senyum yang dulu berhasil membuatnya jatuh cinta.

“Baiklah,” ucap Yoona. “Aku tidak marah lagi padamu.”

Kyuhyun langsung tersenyum lebar mendengar kata-kata Yoona.  “Gomawo, Yoona-ya. Ah, kau memang teman terbaikku!” kata Kyuhyun.

Yoona menggeleng-gelengkan kepalanya, setengah merutuki dirinya sendiri yang dengan mudah memaafkan laki-laki di hadapannya itu.

“Kudengar kau akan menikah, eh? Chukhahae!” lanjut Kyuhyun.

Yoona menatap Kyuhyun dengan kedua alis terangkat. Darimana laki-laki itu tahu mengenai rencana pernikahannya? Oh, pastilah dari teman-teman mereka yang lain. Yoona sendiri yang tadi mengumumkan tentang rencana pernikahannya ke semua orang yang ditemuinya.

“Aku ikut berbahagia untukmu, walaupun—yah—harus ku akui kalau aku merasa sedikit kecewa,” ucap Kyuhyun.

“Apa maksudmu?” sergah Yoona cepat.

Kyuhyun tersenyum dan memandang Yoona penuh arti. “Aku kembali untukmu, Yoona-ya. Tetapi ternyata aku sudah terlambat.”

Yoona menatap Kyuhyun dengan tatapan kosong. Apa sebenarnya maksud laki-laki itu?

“Aku tahu kalau sekarang memang sudah terlambat untuk mengatakan ini, tetapi aku benar-benar ingin sekali mengatakannya. Kuharap kau mau memaafkanku untuk itu.” Kyuhyun terdiam selama beberapa saat. “Aku menyukaimu sejak dulu, Yoona-ya.”

Yoona masih menatap kosong ke arah Kyuhyun. Mereka baru saja bertemu setelah bertahun-tahun lamanya dan Kyuhyun tiba-tiba mengatakan bahwa ia menyukainya? Dan bagaimana mungkin laki-laki itu tetap bisa tersenyum seperti itu setelah mengatakan semua yang baru saja didengar oleh Yoona? Apa sebenarnya mau laki-laki itu?

Alih-alih membalas ungkapan Kyuhyun, Yoona justru menggigit bibirnya dan menoleh ke kanan dan kiri, mencoba mencari siapapun untuk menyelamatkannya dari suasana ini. Sebelum hatinya goyah karena pengakuan tiba-tiba dari cinta masa lalunya itu. Dan saat sedang memandang sekeliling itulah ia melihat Jonghyun berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri sekarang dan sedang menatapnya.

“Jonghyun-ah,” bisik Yoona pelan. Tatapannya tertuju pada Jonghyun yang sekarang mulai berjalan mendekatinya. Hatinya mencelos. Apakah Jonghyun mendengar semua yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi?

Kyuhyun mengamati Yoona yang terpaku dan menoleh mengikuti arah pandang gadis itu. Ia ikut melihat ke arah Jonghyun yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi datarnya.

Jonghyun kini sudah berdiri di sebelah Yoona dan menatap Kyuhyun. Diluar dugaan Yoona, Jonghyun kemudian tersenyum pada Kyuhyun.

“Apa kau teman Yoona?” tanya Jonghyun.

“Ya,” jawab Kyuhyun sambil balas tersenyum. “Dan kau pasti calon suaminya. Benar kan?”

Jonghyun hanya mengangguk singkat sambil tetap tersenyum.

“Aku teman Yoona sejak kecil. Namaku Cho Kyuhyun. Senang bisa bertemu denganmu,” lanjut Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.

Entah mengapa Yoona merasa Jonghyun menegang ketika Kyuhyun menyebutkan namanya. Namun karena Jonghyun tetap tersenyum dan membalas uluran tangan Kyuhyun, akhirnya Yoona memutuskan bahwa ia mungkin hanya berdelusi.

“Lee Jonghyun,” balas Jonghyun sambil menjabat tangan Kyuhyun yang terulur padanya. Kedua iris matanya mengamati baik-baik laki-laki bernama Kyuhyun di hadapannya itu. Jonghyun harus mengakui bahwa secara fisik, ia memang melihat kemiripan di antara dirinya dan Kyuhyun. Lalu apakah semua yang didengarnya tadi benar? Bahwa Yoona menyukainya hanya karena ia mirip dengan Kyuhyun?
.
Jonghyun menyetir mobilnya dalam diam. Biasanya ia memang selalu diam ketika menyetir mobilnya, tetapi suasana tidak pernah secanggung ini karena ada Yoona yang selalu mengoceh tentang apapun. Tetapi kali ini Yoona rupanya juga memilih untuk diam.

Sesekali Yoona melirik ke arah Jonghyun yang tampak fokus dengan jalanan di depannya. Gadis itu sebenarnya merasa tidak nyaman dengan suasana yang menyelimuti mereka berdua, namun entah mengapa ia tidak berani berkata apapun.

“Apakah kau pernah punya hubungan dengan lelaki bernama Cho Kyuhyun?” Jonghyun akhirnya buka suara, namun yang dikatakannya sangat mengejutkan Yoona.

Yoona menoleh dengan cepat sambil membelalakkan matanya ke arah Jonghyun. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa Jonghyun bisa bertanya seperti itu. Otaknya segera berpikir keras apakah ia maupun Kyuhyun pernah menyinggung sesuatu soal hubungan mereka di masa lalu? Sepertinya tidak, setelah Jonghyun datang tadi, Kyuhyun langsung pamit dan menghilang. Lagipula Yoona memang belum pernah memiliki hubungan seperti yang dimaksudkan oleh Jonghyun dengan Kyuhyun. Atau apakah Jonghyun benar-benar mendengar semua yang tadi dikatakan oleh Kyuhyun?

A—ania. Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?” jawab Yoona sambil kembali mengarahkan pandangannya ke depan, tidak sanggup menatap Jonghyun yang tiba-tiba meliriknya.

“Tidak apa,” ucap Jonghyun singkat.

Yoona sama sekali tidak mempercayai jawaban Jonghyun yang tidak memuaskan baginya. Yoona sudah sangat lama mengenal Jonghyun dan ia tahu kalau laki-laki itu tidak suka basa-basi dan suka bicara langsung pada point-nya. Jonghyun juga bukan tipe orang yang akan berbicara sesuatu jika menurutnya hal itu tidak perlu atau tidak penting.

Biasanya juga Yoona akan mendesak Jonghyun untuk mencari tahu apa sebenarnya maksud dari kata-kata Jonghyun. Hanya saja untuk kali ini, Yoona merasa diam adalah cara terbaik. Ia takut akan menemukan pertanyaan-pertanyaan lain mengenai dirinya dan Kyuhyun jika ia bertanya lagi.

Oh, haruskah Yoona mengatakan bahwa ia pernah menyukai laki-laki bernama Cho Kyuhyun itu? Haruskah ia memberitahu Jonghyun bahwa laki-laki yang pernah disukainya itu tiba-tiba mengungkapkan perasaannya pada Yoona? Dan apakah Jonghyun menyadari bahwa ia sangat mirip dengan Kyuhyun?
.
Yoona menopangkan tangannya ke dagu sambil memutar-mutar pensilnya. Pikirannya sibuk melayang entah kemana.

Sudah beberapa hari ini Yoona merasa bahwa Jonghyun menghindarinya, tepatnya sejak malam reuni itu. Mau tidak mau, Yoona merasa bahwa ini semua ada hubungannya dengan pertanyaan Jonghyun dalam perjalanan mereka pulang. Walaupun begitu sampai saat ini Yoona masih belum memiliki nyali untuk bertanya langsung pada Jonghyun.

Selama beberapa menit, Yoona masih tetap diam dalam posisinya sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran Seohyun di dalam ruangannya.

Eonni-ya!” panggil Seohyun dengan suara yang sedikit lebih keras namun cukup untuk mengagetkan Yoona.

Seohyun memperhatikan Yoona yang terlonjak kaget dengan kening berkerut. Rasanya sudah lebih dari sepuluh kali ia memanggil-manggil nama boss sekaligus sahabatnya itu namun tidak mendapat tanggapan. Sepertinya Yoona sedang memiliki masalah.

Ne? Ada apa Seohyun-ah?” tanya Yoona setelah mengusap wajahnya.

“Apa kau baik-baik saja, eonni? Apa kau sedang ada masalah?” Seohyun justru balik bertanya karena khawatir.

“Ah, ania. Aku baik-baik saja,” balas Yoona sambil mengusahakan seulas senyum untuk membuat Seohyun percaya. “Ada apa?”

Seohyun kelihatannya masih belum percaya pada jawaban Yoona, tetapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Jika Yoona tidak ingin bercerita, maka Seohyun juga tidak akan memaksa.

“Aku hanya mau bertanya, bukankah hari ini eonni seharusnya pergi ke gedung Shine Star Entertainment? Semua bajunya sudah dipersiapkan dan tinggal dibawa saja,” ujar Seohyun. “Tetapi kalau eonni merasa tidak enak badan, aku bisa menggantikan eonni untuk mengantar semua baju-bajunya.”

Aniyeyo. Aku bisa pergi sendiri kok. Terima kasih sudah mengingatkanku, Seohyun-ah,” kata Yoona sambil bangkit berdiri dan membereskan barang-barangnya.

“Baiklah kalau begitu,” ucap Seohyun. “Semua barang-barang yang harus dibawa sudah disiapkan di pintu depan. Aku akan meminta Heechul-ssi untuk memindahnya ke mobilmu.”

Ne, gomawo, Seohyun-ah. Entah apa jadinya diriku tanpa asisten sepertimu,” balas Yoona sambil terkekeh.

“Kalau eonni benar-benar berterima kasih, maka tersenyumlah dan cepat berangkat,” lanjut Seohyun sambil mendorong Yoona keluar dari ruangannya.
.
Yoona memandang kagum ke sekeliling gedung Shine Star Entertainment. Gedung itu begitu luas dan megah. Sebenarnya hal itu tidak terlalu mengherankan jika mengingat agensi tersebut adalah salah satu agensi terbesar di Korea Selatan.

“Yoona-ssi, mari ikut denganku,” ucap salah satu laki-laki berusia 30-an pada Yoona sambil tersenyum.

Ne,” jawab Yoona sambil berjalan mengikuti laki-laki bernama Lee Sungmin itu.

Lee Sungmin adalah manager dari seorang artis di Shine Star Entertainment. Ia berkata bahwa artisnya akan langsung mencoba baju-baju yang dibawa oleh Yoona supaya jika ada yang tidak pas, Yoona bisa memperbaikinya segera. Karena itu juga Yoona terpaksa tinggal lebih lama dari rencananya semula yang hanya mengantar baju.

“Silahkan tunggu sebentar disini, Yoona-ssi,” ucap Sungmin sambil membukakan pintu sebuah ruangan untuk Yoona.

Yoona masuk ke dalam ruangan yang ternyata adalah sebuah wardrobe. Yoona memandang kagum ke arah kostum-kostum di sekelilingnya. Yoona menemukan banyak sekali baju-baju buatan desainer terkenal luar negeri. Ia akan senang sekali jika diberi kesempatan untuk menjelajah ruangan tersebut, sayangnya tidak lama kemudian, Sungmin kembali bersama seseorang.

“Yoona-ya.”

“Kyuhyun-ah,” Yoona membelalakkan kedua matanya ketika melihat Kyuhyun berdiri di samping Sungmin.
“Kalian sudah saling mengenal?” tanya Sungmin yang bingung melihat Kyuhyun mengenal Yoona.

Ne, hyung. Yoona adalah teman SMA-ku sekaligus teman masa kecilku dulu,” jelas Kyuhyun sementara Sungmin mengangguk mengerti.

“Benarkah? Kebetulan sekali. Kalau begitu tidak apa-apa kan kalau kutinggalkan kalian berdua? Jeong Su sonsaenim tadi memanggilku dan aku harus menemuinya sekarang. Aku akan segera kembali kemari setelah selesai bertemu dengannya. Apakah tidak apa-apa?” Sungmin menatap Kyuhyun dan Yoona bergantian.

“Yoona-ssi hanya perlu memberikan baju hasil desainnya pada Kyuhyun untuk dicoba, itu saja,” lanjut Sungmin.

Yoona menggigit bibirnya bimbang. Sebenarnya ia tidak mau ditinggal berdua dengan Kyuhyun, apalagi setelah semua yang dikatakan oleh laki-laki itu di pertemuan terakhir mereka. Tetapi tatapan memohon dari Sungmin membuatnya tidak bisa menolak. Akhirnya ia hanya mengangguk pelan.

Sepeninggal Sungmin, Yoona hanya sibuk menyiapkan baju-baju desainnya supaya Kyuhyun bisa mencobanya. Sementara itu Kyuhyun masih berdiri di dekat pintu sambil menatap Yoona dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku.

“Kenapa kau diam saja? Apakah kau marah lagi padaku?” tanya Kyuhyun setelah keheningan menyelimuti mereka berdua selama sepuluh menit penuh.

Ani. Bukankah aku sudah memaafkanmu tempo hari? Untuk apa aku marah kali ini?” jawab Yoona tanpa menatap Kyuhyun.

“Kupikir kau marah padaku karena ucapanku di pertemuan terakhir kita,” lanjut Kyuhyun—yang entah mengapa membuat jantung Yoona berdetak dua kali lebih cepat.

“Ini baju yang harus kau coba,” potong Yoona sambil menyodorkan beberapa helai baju pada Kyuhyun.

Kyuhyun mengambil baju-baju itu sambil tersenyum. Ia menyadari usaha Yoona untuk mengalihkan pembicaraan mereka. Walaupun begitu, Kyuhyun tetap berlalu menuju kamar ganti untuk mencoba baju-bajunya tanpa berkata apa-apa lagi.

Sepeninggal Kyuhyun, Yoona menghela napas yang sejak tadi ditahannya. Ia memegang dadanya dimana jantungnya terasa berdetak lebih cepat. Yoona tidak henti merutuki dirinya sendiri. Detak jantungnya yang berdegup lebih kencang dari biasanya membuatnya menjadi salah tingkah dihadapan Kyuhyun. Ia takut jika laki-laki itu bisa menyadari degup jantungnya.

Sepuluh menit berlalu tetapi Kyuhyun masih belum juga keluar dari kamar ganti. Yoona sendiri sedang sibuk dengan pikirannya tentang bagaimana sebaiknya ia bersikap dihadapan Kyuhyun.

Yoona baru saja menghela napas untuk yang entah keberapa kalinya ketika Kyuhyun akhirnya keluar. Laki-laki itu sudah berpakaian rapi lengkap dengan jas namun masih tampak berkutat dengan dasinya. Yoona memperhatikan Kyuhyun yang masih sibuk dengan dasinya kemudian memutuskan untuk mendekati laki-laki itu.

Tanpa sepatah kata apapun, Yoona meraih dasi yang terikat tidak rapi di leher Kyuhyun itu kemudian membantu laki-laki itu menggunakannya dengan benar. Kyuhyun agak terkejut dengan Yoona yang tiba-tiba berada sedekat itu dengannya. Sudah lama sekali rasanya ia tidak melihat Yoona dari jarak sedekat itu. Terlebih lagi ia merasa bahwa sejak mereka bertemu lagi, Yoona sudah menjaga jarak darinya.

“Apa kau tidak pernah belajar mengikat dasi dengan benar?” Yoona akhirnya mengeluarkan suaranya walaupun tujuannya adalah untuk menyindir Kyuhyun. “Sejak SMA kau tidak pernah mengikat dasimu dengan benar.”

Kyuhyun terkekeh mendengar ucapan Yoona. “Tidak pernah. Karena dulu kau selalu ada untuk membantu memperbaiki dasiku dan aku berpikir bahwa kau akan selalu ada disampingku untuk membantuku mengikat dasi.”

Gerakan tangan Yoona terhenti selama beberapa detik sebelum kembali menyelesaikan pekerjaannya. Kyuhyun menyadari hal itu dan tersenyum kecil.

“Jangan hanya mengandalkan orang lain,” gumam Yoona dengan suara yang sangat pelan.

“Kau tahu? Aku menerima tawaran audisi sebagai penyanyi dari agensi ini supaya aku bisa kembali ke Korea dan bertemu denganmu,” ucap Kyuhyun dengan tatapan menerawang.

“Kupikir kau menyukaiku,” celetuk Kyuhyun kemudian sambil tersenyum jahil.

Yoona menyelesaikan simpul dasi Kyuhyun tanpa menanggapi ucapan laki-laki itu. Ketika ia hendak mundur, Kyuhyun tiba-tiba menahan tangannya dan membuat Yoona menatap kedua matanya.

“Apa aku benar-benar sudah terlambat?” bisik Kyuhyun. Raut wajahnya tampak lebih serius dari sebelumnya. “Apakah aku benar-benar sudah tidak mempunyai kesempatan lagi? Apa kau sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi untukku?”

Yoona terpaku menatap Kyuhyun. Tatapan mata Kyuhyun yang dalam selalu mampu menghanyutkannya dan membuatnya serasa lumpuh. Selama sepersekian detik, Yoona hanya balas menatap Kyuhyun dalam diam sampai akhirnya ia menemukan kembali tenaganya untuk bergerak.

“Aku mencintai Jonghyun,” ucap Yoona sambil menarik tangannya yang masih digenggam oleh Kyuhyun.
“Bukan berarti kau tidak mencintaiku kan?” balas Kyuhyun. “Tatap aku dan katakan kalau kau tidak mencintaiku. Aku akan berhenti berharap jika kau berkata kalau kau tidak mencintaiku.”

Yoona membuka mulutnya tetapi sama sekali tidak ada suara yang keluar. Ia ingin sekali berkata pada Kyuhyun bahwa ia hanya mencintai Jonghyun dan tidak mencintai Kyuhyun. Tetapi nyatanya hatinya terasa bergetar ketika menatap Kyuhyun dan jantungnya berdebar keras.

“Kau hanya perlu tahu bahwa aku mencintai Jonghyun,” kata Yoona akhirnya. “Aku sudah memilihnya dan aku tidak akan merubah keputusanku.”

Selama beberapa saat, Yoona dan Kyuhyun hanya saling tatap tanpa bersuara. Kemudian, diluar dugaan Yoona, Kyuhyun tersenyum lebar dan tertawa. Yoona menyipitkan matanya dengan heran.

“Aku mengerti,” kata Kyuhyun. Kedua mata laki-laki itu kembali bersinar jahil. “Tenang saja, aku tidak akan mengganggu hubunganmu dengan Jonghyun.”

Yoona masih menyipitkan kedua matanya pada Kyuhyun. Ia merasa heran dengan sikap laki-laki itu yang selalu berubah-ubah.

Seolah mengerti kebingungan Yoona, Kyuhyun kembali melanjutkan, “Aku tidak bohong ketika aku berkata bahwa aku kembali ke Korea karena dirimu. Aku juga bersungguh-sungguh ketika aku berkata bahwa aku mencintaimu. Dan percayalah padaku bahwa aku benar-benar kecewa ketika mendengar bahwa kau akan segera menikah.”

“Tetapi dibalik itu semua, aku ingin kau tahu bahwa aku bahagia untukmu. Tidak masalah bagiku dengan siapa kau menikah asal kau bahagia dengan pilihanmu,” jelas Kyuhyun sambil tetap tersenyum.

“Pergilah,” kata Kyuhyun lagi ketika Yoona hanya diam menatapnya tanpa merespon ucapannya. “Aku hanya perlu mencoba baju-baju ini kan? Aku bisa mencobanya sendiri. Aku akan meminta Sungmin hyung untuk menghubungimu jika ada yang tidak pas.”

“Ah, atau kau masih tetap ingin disini bersamaku?” goda Kyuhyun ketika Yoona masih belum beranjak dari tempatnya. Yoona melotot dan memukul pelan lengan Kyuhyun kemudian tertawa bersama laki-laki itu.

Gomawo, Kyuhyun-ah,” ucap Yoona sambil tersenyum. “Aku berharap kau akan bertemu dengan orang yang baik dan berbahagialah dengannya.”

Kyuhyun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Laki-laki itu mengawasi Yoona yang membereskan barang-barangnya dan beranjak menuju pintu.

“Aku pergi dulu,” pamit Yoona dan membuka pintu bersamaan dengan Sungmin yang sudah kembali.

“Oh, Yoona-ssi, apakah kau sudah selesai?” tanya Sungmin.

Ne. Aku sudah memberikan bajunya pada Kyuhyun dan dia juga sudah mencobanya,” jawab Yoona sambil menoleh pada Kyuhyun diikuti dengan Sungmin.

Gamsahamnida, Yoona-ssi. Hati-hati dalam perjalanan pulang,” ucap Sungmin sambil sedikit membungkukkan badannya pada Yoona yang dibalas dengan hal serupa oleh gadis itu.

“Yoona-ya!” panggil Kyuhyun ketika Yoona hendak keluar ruangan. Yoona dan Sungmin menoleh secara bersamaan ke arah Kyuhyun, tetapi Kyuhyun hanya mengarahkan pandangannya pada Yoona.

“Kau belum memberikan komentarmu. Bagaimana baju ini? Apakah cocok untukku?” tanya Kyuhyun sambil nyengir.

Yoona balas tersenyum jahil sebelum menjawab, “Bagus sekali. Sangat cocok untukmu, Kyu. Aku jadi bertanya-tanya siapa yang merancang bajunya.”

Yoona tersenyum untuk terakhir kalinya pada Kyuhyun dan membungkukkan badannya ke arah Sungmin sekali lagi kemudian berjalan keluar.
.
Jonghyun duduk sendirian di kafe kantornya. Ia menatap cangkir kopinya sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. Siapapun yang melihatnya pasti bisa menebak jika salah satu arsitek andalan perusahaan itu sedang memiliki banyak pikiran.

Sudah beberapa hari ini Jonghyun tidak bertemu dengan Yoona, atau lebih tepatnya ia menghindari bertemu dengan tunangannya itu. Mereka juga tidak pernah berlama-lama berkomunikasi lewat telepon karena Jonghyun selalu beralasan sedang sibuk supaya bisa menutup telepon lebih awal.

Sebenarnya bukan maksud Jonghyun untuk menghindari Yoona seperti ini. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia sangat merindukan gadis itu. Hanya saja hal-hal yang ia dengar di malam reuni itu dan pertemuannya dengan laki-laki bernama Kyuhyun itu membuatnya meragukan perasaan Yoona padanya. Apakah gadis itu benar-benar mencintainya? Apa yang pernah terjadi antara Yoona dan Kyuhyun?

‘Aku menyukaimu sejak dulu, Yoona-ya.’

Jonghyun masih bisa mengingat dengan jelas kata-kata yang di ucapkan oleh Kyuhyun pada Yoona di malam reuni itu. Ya, Jonghyun mendengar semua yang dikatakan oleh Kyuhyun pada tunangannya. Mau tidak mau, Jonghyun bertanya-tanya apa yang dirasakan oleh Yoona ketika mendengar Kyuhyun mengungkapkan perasaannya.

“Lee Jonghyun-ssi?”

Jonghyun mengangkat kepalanya ketika mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Ia melihat seorang gadis cantik berambut hitam panjang sedang tersenyum padanya. Jonghyun tidak tahu siapa gadis itu tetapi wajahya terasa familiar bagi Jonghyun.

“Ternyata benar kau,” ujar gadis itu. “Aku Yuri, sahabat Yoona. Apa kau mengingatku?”

Jonghyun akhirnya mengingat gadis itu. Salah satu sahabat Yoona sejak SMA, Kwon Yuri.

“Ya, aku mengingatmu. Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Jonghyun.

“Aku mewakili perusahaan ayahku untuk bertemu dengan direktur perusahaan ini. Urusan kerja sama, kau pasti tahu,” jawab Yuri. “Jadi kau bekerja disini?”

“Ya,” balas Jonghyun singkat sambil menganggukkan kepalanya.

“Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu, Jonghyun-ssi,” ujar Yuri sambil tersenyum.

Jonghyun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Namun ketika Yuri sudah berlalu, Jonghyun tiba-tiba memanggil nama gadis itu.

“Yuri-ssi!”

Yuri menoleh ketika mendengar Jonghyun memanggil namanya. Kedua matanya melebar menampilkan tatapan heran, namun ia tetap kembali berjalan mendekati Jonghyun.

“Ada apa?” tanya Yuri.

“Apakah kau punya waktu? Ada yang ingin kutanyakan padamu,” kata Jonghyun sambil mempersilakan Yuri duduk di hadapannya.

“Apa yang ingin kau tanyakan, Jonghyun-ssi?” tanya Yuri yang sudah duduk di seberang Jonghyun.

“Kau sahabat Yoona sejak SMA kan? Ada hal yang ingin aku ketahui,” ucap Jonghyun.

“Apa itu?” Yuri tampak penasaran. “Apa kau ingin bertanya tentang masa lalu Yoona?”

“Ya,” jawab Jonghyun. “Aku ingin tahu apa hubungan Yoona dengan laki-laki bernama Cho Kyuhyun?”

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Jonghyun benar-benar diluar dugaan Yuri dan membuatnya salah tingkah. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Jonghyun mengenal Kyuhyun. Apakah mereka bertemu saat reuni itu? Tetapi mengapa Yoona sama sekali tidak menceritakan apapun padanya?

“Mereka hanya berteman,” ujar Yuri agak terlalu cepat dan terdengar gugup.

“Yoona tidak punya hubungan apa-apa dengan Kyuhyun. Mereka hanya teman masa kecil. Ya, seperti itu,” lanjut Yuri dengan suara yang lebih tenang supaya bisa meyakinkan Jonghyun.

“Apakah dulu Yoona menyukainya?” tanya Jonghyun lagi.

Untuk kedua kalinya, Jonghyun kembali sukses membuat Yuri bertambah gugup. Ia merasa akan menjadi pengkhianat bagi Yoona jika membuka masa lalunya pada Jonghyun. Tetapi di sisi lain, Yuri juga tahu bahwa Jonghyun tidak akan melepaskannya begitu saja. Laki-laki itu pasti akan terus bertanya sampai ia mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Entah mengapa Yuri merasa bahwa sebenarnya Jonghyun sudah mengetahui semuanya.

“Kenapa kau tidak bertanya sendiri pada Yoona?” Yuri balas bertanya. “Aku merasa kalau aku tidak memiliki hak untuk bicara soal masa lalu sahabatku seperti itu.”

Jonghyun terdiam mendengar ucapan Yuri. Ia kemudian kembali menatap cangkir kopinya seolah benda itu sangat menarik perhatiannya.

Yuri menatap Jonghyun dengan iba. “Dengarkan aku, Jonghyun-ssi. Yoona mencintaimu dan hanya mencintaimu. Aku tahu itu dan seharusnya kau juga tahu itu. Kurasa seharusnya bukan masalah apakah dulu Yoona menyukai Kyuhyun atau tidak. Yang terpenting adalah Yoona sudah memilihmu dan itu berarti kau adalah satu-satunya, Jonghyun-ssi.”

Jonghyun kembali menatap Yuri namun tidak berkata apa-apa.

“Kuharap kau sudah mengerti, Jonghyun-ssi. Kalau tidak ada lagi yang ingin kau katakan, aku harus pergi sekarang,” kata Yuri sambil beranjak berdiri. “Sampai jumpa.”

Jonghyun membiarkan Yuri berlalu. Walaupun gadis itu tidak menjawab pertanyaannya, namun dari sikap gadis itu sudah menjelaskan semuanya bagi Jonghyun. Yoona memang pernah menyukai Kyuhyun.

Jonghyun tahu bahwa Yoona mencintainya. Dan seperti kata Yuri tadi, Yoona sudah memilihnya. Bukankah itu berarti Jonghyun adalah satu-satunya bagi Yoona?

‘Tapi itukan sebelum Kyuhyun kembali,’ suara kecil di kepala Jonghyun kembali membuatnya merasa goyah.
Benar, Yoona memilihnya sebelum Kyuhyun kembali ke hadapan gadis itu. Jika sebelumnya Kyuhyun tidak pernah pergi, apakah Yoona masih akan tetap memilih dirinya? Apakah gadis itu masih menyukai Kyuhyun?

Jonghyun menghela napasnya dengan berat. Ia memasukkan tangannya ke kantong celananya dan mengeluarkan sebuah amplop yang sudah tampak kusut. Ia terus memandangi amplop itu dengan tatapan kosong.

“Haruskah aku menerima tawaran ini?” gumam Jonghyun pelan.

.
To be Continued
.
Please leave your comment :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitors